FORUM PEMUDA PECINTA RASULULLAH

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Pecinta Sunnah, Ahlussunah Wal Jama'ah


    CIRI-CIRI WAHABI DI BIDANG AQIDAH, SIKAP, ULUMUL HADITS, ULUMUL QUR'AN, FIQH, dan DO'A SERTA DZIKIR

    Abidin
    Abidin


    Jumlah posting : 12
    Join date : 11.06.11

    CIRI-CIRI WAHABI DI BIDANG AQIDAH, SIKAP, ULUMUL HADITS, ULUMUL QUR'AN, FIQH, dan DO'A SERTA DZIKIR Empty CIRI-CIRI WAHABI DI BIDANG AQIDAH, SIKAP, ULUMUL HADITS, ULUMUL QUR'AN, FIQH, dan DO'A SERTA DZIKIR

    Post by Abidin Mon 14 Nov 2011, 13:47

    Dengan pemaparan ciri-ciri wahabi ini, ana harap semua bisa mengambil pelajaran dan TIDAK IKUT TERPENGARUH ALIRAN WAHABI ini, aliran yg keluar dari gol.ahlussunnah wal jama'ah juga aliran yg menentang ulama'2 salaf

    Pertama di bidang "AQIDAH"

    1. Membagi Tauhid pada 3 Kategori

    (i)Tauhid Rububiyyah: Dengan tauhid ini, mereka mengatakan bahwa kaum musyrik Mekah dan orang-orang kafir juga mempunyai tauhid. pemahaman ini merupakan hal yg bertentangan dg Qur'an dan Hadits Nabi saw.

    (ii)Tauhid Uluhiyyah: Dengan tauhid ini, mereka menafikan tauhid umat Islam yang bertawassul, beristigatsah dan bertabarruk sedangkan ketiga-tiga perkara tersebut diterima oleh mayoritas ulama’ Islam khususnya ulama’ empat mazhab.

    (iii)Tauhid Asma’ dan Sifat: Tauhid versi mereka ini bisa menjerumuskan seseorang ke lembah tasybih dan tajsim, karena
    i. Menterjemahkan istawa dengan bersemayam/bersila/bertempat.
    ii. Merterjemahkan yad dengan tangan
    iii. Menterjemahkan wajh dengan muka
    iv. Menisbahkan jihah (arah) kepada Allah (arah atas – jihah ‘ulya)
    v. Menterjemah janb dengan lambung/rusuk
    vi. Menterjemah nuzul dengan turun dengan zat
    vii. Menterjemah saq dengan betis
    viii. Menterjemah asabi’ dengan jari-jari, dll
    ix. Menyatakan bahwa Allah SWT mempunyai "surah" atau rupa
    x. Menambah bi zatihi haqiqatan [dengan zat secara hakikat] di akhir setiap ayat-ayat mutasyabihat, sedangkan penambahan itu tidak ada di dalam al-Qur'an dan al-Sunnah. Imam al-Zahabi sendiri mengkritik gurunya, Ibnu Taymiyyah berkenaan masalah ini di dalam Siyar A'lam al-Nubala' [Rujuk kitab yang ditahqiq oleh terbitan yg bukan Wahhabi karena Wahhabi membuang kritikan ini dalam terbitan mereka]
    xi. Sebagian golongan Mujassimah menyatakan bahwa Allah (Lihat Kitab Ibthal al-Ta'wilat oleh Abu Ya'la al-Farra' yang telah diterbitkan oleh "tangan-tangan Tajsim dan Tashbih" - Penulis mempunyai buku seorang alim Al-Azhari yang mengarang kitab menolak kitab tersebut):
    -mempunyai gusi (اللثة) dan gigi geraham (الأضراس)
    -akan "duduk" bersama Nabi Muhammad SAW di atas arasy
    -mempunyai mulut (الفم)

    2. Tafwidh yang digembar-gemborkan oleh mereka adalah berselisih dengan tafwidh yang dipegang oleh ulama’ Asya’irah.

    3. Memahami ayat-ayat mutasyabihat secara zahir tanpa uraian terperinci dari ulama’ mu’tabar

    4. Menolak Asya’irah dan Maturidiyyah yang merupakan aqidah mayoritas ulama’ Islam dalam perkara Aqidah

    5. Sering mengkrititik Asya’irah bahkan sampai mengkafirkan Asya’irah

    6. Menyamakan Asyai’rah dengan Mu’tazilah dan Jahmiyyah atau Mua’ththilah dalam perkara mutasyabihat

    7. Menolak dan menganggap pengajian sifat 20 sebagai satu konsep yang bersumberkan falsafah Yunani dan Greek

    8. Berlindung di balik mazhab Salaf.

    9. Golongan mereka ini dikenali sebagai al-Hashwiyyah, al-Karramiyyah, al-Musyabbihah, al-Mujassimah atau al-Jahwiyyah dikalangan ulama’ Ahli Sunnah wal Jama’ah

    10. Sering menebarkan cerita dusta Abu Hasan Al-Ash’ari telah kembali ke mazhab Salaf setelah bertaubat dari mazhab Asya’irah

    11. Mendakwa kononnya ulama’ Asya’irah tidak betul-betul memahami pemahaman Abu Hasan al-Asy'ari, bahkan sering mendakwa kononnya mereka adalah pengikut Imam Abu al-Hasan al-'Asy'ari yang sebenarnya. Sungguh lucu klaim ini [Terbaru]

    12. Menolak ta’wil dalam bab Mutasyabihat

    13. Sering memvonis bahwa banyak umat Islam telah jatuh ke dalam kesyirikan

    14. Mendakwa bahwa amalan memuliakan Rasulullah SAW bisa membawa kepada syirik (sehingga mereka mengharamkan Maulid Nabi dengan faham ini)

    15. Tidak mengambil kisah sejarah para anbiya’, ulama’ dan solihin dengan dakwaan menghindari syirik (sehingga mereka mengharamkan membaca manaqib berdasarkan faham ini)

    16. Kefahaman yang salah berkenaan syirik sehingga mudah menghukum orang sebagai pelaku amalan syirik

    17. Menolak tawassul, tabarruk dan istighathah dengan para anbiya’ serta solihin

    18. Mengganggap tawassul, tabarruk dan istighathah sebagai sebagai cabang-cabang syirik

    19. Memandang remeh karamah para awliya’

    20. Menyatakan bahwa ibu bapa dan kakek Rasulullah SAW tidak selamat dari azab api neraka.

    21. Mengharamkan mengucap "radiallahu anha" bagi ibu Rasulullah SAW, Sayyidatuna Aminah

    kedua mengenai "SIKAP" kaum wahhaby

    1. Sering membid’ahkan amalan umat Islam bahkan sampai ke tahap mengkafirkan mereka.

    2. Mengganggap diri sebagai mujtahid atau berlagak sepertinya (walaupun tidak layak)

    3.Sering mengambil hukum secara langsung dari al-Quran dan hadis (walaupun tidak layak)

    4. Sering meremehkan ulama’ pondok pesantren dan golongan agama yang lain.

    5. Ayat-ayat al-Quran dan Hadis yang ditujukan kepada orang kafir sering ditafsir dan ditujukan pada orang Islam. (sebagaimana kaum Khowarij)

    6. Memaksa orang lain berpegang dengan pendapat mereka walaupun pendapat itu shazz (janggal).

    7. Bersikap "taqiyyah (tipu daya)" apabila dirasakan perlu. Fatwa mereka berbeda apabila berbicara di hadapan masyarakat umum dengan pengajian khusus bersama mereka (sebagaimana kaum Syi'ah)

    8. Apabila mereka sedikit dan tidak berkuasa, mereka menaungkan slogan "Berlapang dada", namun apabila mereka banyak dan berkuasa mereka menaungkan slogan "Meghilangkan Bid'ah" [Sikap ini diambil berdasarkan kata-kata para ulama' Mekah yang memperhatikan sikap Wahhabi di Mekah sewaktu ia awal mula berkembang sampai kini.]

    9. Apabila mereka menerima tentangan daripada mayoritas ulama', mereka menyatakan itu adalah asam garam dalam perjuangan. Sedangkan para ulama' menyatakan bahwa apabila sesuatu itu ditolak oleh mayoritas para ulama', maka itu adalah tanda-tanda kesesatan, kepelikan dan kejanggalan (shazz) atau ketergelinciran (dlollah) karena para ulama' umat Nabi Muhammad SAW tidak akan bersepakat di dalam kesesatan.

    ketiga pandangan wahhaby berkaitan dg "ULUMUL HADITS"

    1. Menolak beramal dengan hadis dhaif.

    2. Penilaian hadis yang tidak sama dengan ulama’ hadis yang lain.

    3. Mengagungkan Nasiruddin al-Albani di dalam bidang ini [walaupun beliau tidak mempunyai sanad yang menyatakan siapakah guru-guru beliau dalam bidang hadis. Bahkan sudah diketahuiumum beliau beliau tidak mempunyai guru dalam bidang hadits dan diketahui bahwa beliau belajar hadits secara sendiri dan ilmu jarh dan ta’dil beliau adalah mengikuti Imam al-Dzahabi].

    4. Sering menganggap hadis dhaif sebagai hadis maudhu’ [mereka menggabungkan hadis dhaif dan palsu di dalam satu kitab atau bab seolah-olah kedua-dua kategori hadis tersebut adalah sama] padahal dhaif dan maudlu' itu berbeda.

    5. Pembahasan hanya kepada sanad dan matan hadis, dan bukan pada makna hadis. Oleh karena itu, mengenai asbabul wurud tdk begitu penting.

    6.Perbincangan hanya kepada riwayah dan bukan dirayah.

    keempat pandangan wahhaby berkaitan dg "ULUMUL QURAN"

    1. Menganggap tajwid sebagai hal yang menyusahkan dan tidak perlu (Sebagian Wahhabi Malaysia yang jahil) [dan menurut sahabat penulis yang ada membuat penyelidikan di dalam bidang ini, memang terdapat beberapa "ulama' Saudi" yang menyatakan tajwid itu bukanlah sunnah, tetapi bid'ah. Namun mayoritas "ulama' Saudi" tidak setuju dengan kata-kata mereka].

    2. Menganggap ayat-ayat mutashabihat sebagai ayat muhkamat.

    kelima pandangan wahhaby berkaitan dg "FIQH"

    1. Menolak ajaran bermazhab kepada imam madzhab yg 4; pada hakikatnya mereka bermazhab “TANPA MAZHAB”

    2. Mencampur adukkan amalan empat mazhab dan pendapat-pendapat lain sehingga membawa kepada talfiq yang haram

    3. Memandang amalan bertaqlid sebagai bid’ah; bila mereka berittiba’

    4. Sering mengungkit soal-soal khilafiyyah

    5. Sering menggunakan dakwaan ijma’ ulama dalam masalah khilafiyyah

    6. Sering bertentangan dengan ijma’ ulama’

    7. Menganggap apa yang mereka amalkan adalah sunnah dan pendapat pihak lain adalah bid’ah

    8. Sering mendakwa orang yang bermazhab sebagai ta'ashub mazhab, sedangkan mereka ta'ashub kepada Ibnu Taymiyyah, Ibnu al-Qayyim al-Jawziyyah dan Muhammad Ibn Abdul Wahhab.

    9. Salah faham makna bid’ah yang menyebabkan mereka mudah membid’ahkan orang lain

    10. Sering berhujah dengan al-tark, sedangkan al-tark bukanlah satu sumber hukum

    11. Mempromosikan mazhab fiqh baru yang dinamakan sebagai Fiqh al-Taysir, Fiqh al-Dalil, Fiqh Musoffa, dll [yang jelas keluar daripada fiqh empat mazhab]

    12. Sering mencari-cari celah agar hukum ahkam fiqh dipermudahkan dengan menggunakan hadis “Yassiru wa la tunaffiru” sehingga menjadi lebih parah daripada tatabbu’ al-rukhas

    13. Sering mengatakan bahwa fiqh empat mazhab telah ketinggalan zaman

    Najis

    1. Sebagian daripada mereka sering mempertikaikan dalil bagi kedudukan babi sebagai najis mughallazah

    2. Menyatakan bahwa bulu babi itu tidak najis karena tidak ada darah yang mengalir

    Wudhu’ & Tayammum

    1. Tidak menerima konsep air musta’mal (air bekas bersuci)

    2. Bersentuhan lelaki dan perempuan tidak membatalkan wudhu’

    3. Membasuh kedua belah telinga dengan air basuhan rambut dan tidak dengan air yang baru. (air mutlak)

    4. Kaifiyyat Tayammum yang mereka pilih ialah: Tepuk sekali dan sapu muka serta kedua pergelangan tangan saja (tanpa perlu sampai ke siku).

    Azan

    1. Azan jum’at cukup sekali; menolak dua azan dalam jum'at

    Sholat

    1. Mempromosikan “Sifat Sholat Nabi SAW’, dengan alasan bahwa sholat berdasarkan fiqh mazhab adalah bukan sifat sholat Nabi saw. yang benar

    2. Menganggap lafaz usolli sebagai bid’ah yg haram.

    3. Berdiri secara terkangkang ataupun seperti huruf Y terbalik yang menyalahi konsep berdiri secara iktidal (lurus dan sederhana)

    4. Tidak membaca ‘Basmalah’ secara jahar

    5. Mengangkat tangan sewaktu takbir pada paras bahu

    6. Meletakkan tangan di atas dada sewaktu qiyam (berdiri)

    7. Menganggap perbedaan antara lelaki dan perempuan dalam sholat sebagai perkara bid’ah (sebagian Wahhabiyyah Malaysia yang jahil)

    8. Menganggap qunut Subuh sebagai bid’ah

    9. Menggangap penambahan “wa bihamdihi” pada tasbih ruku’ dan sujud adalah bid’ah

    10. Menganggap mengusap muka/wajah selepas solat sebagai bid’ah

    11. Sholat tarawih hanya 8 rakaat; yang lebih jahil lagi, mengatakan solat tarawih itu sebenarnya adalah solat malam (solatul-lail) seperti yang dibuat pada malam-malam biasa.

    12. Zikir jahr di antara rakaat-rakaat solat tarawih dianggap bid’ah (pembacaan sholawat di sela2 tarawih dianggap bid'ah oleh wahhaby sesat)

    13. Tidak ada qadha’ bagi solat yang sengaja ditinggalkan (meremehkan kewajiban sholat)

    14. Menganggap amalan bersalaman selepas sholat adalah bid’ah

    15. Menggangap lafaz sayyiduna dalam sholat sebagai bid’ah

    16. Menggerak-gerakkan jari sewaktu tahiyyat awal dan akhir

    17. Boleh jama’ dan qasar walaupun kurang dari dua marhalah

    18. Menolak sholat sunat qabliyyah sebelum Jum'at

    19. Menolak konsep sholat untuk menghormati waktu [li hurmah al-waqt]

    20. Menolak konsep fidyah sholat walaupun sudah diketahui umum itu adalah pendapat mazhab Hanafi dan pendapat dhaif di dalam mazhab Syafii.

    keenam pandangan wahhaby mengenai "Doa, Zikir dan Bacaan al-Quran"

    1. Menggangap doa bersama-sama selepas solat sebagai bid’ah

    2. Menganggap zikir dan wirid berjama'ah setelah sholat atau pada waktu-waktu tertentu sebagai bid’ah

    3. Mengatakan bahwa membaca “Sodaqallahul-‘azim” setelah bacaan al-Quran adalah bid’ah

    4. Menyatakan bahwa doa, zikir dan selawat yang tidak ada dalam al-Quran dan Hadis sebagai bid’ah. Sebagai contoh mereka menolak Dala’il al-Khayrat, Sholawat al-Syifa’, al-Munjiyah, al-Fatih, Nur al-Anwar, al-Taj, dll, bahkan dikatakan semua itu bertentangan dengan Aqidah Islam

    5. Menganggap amalan bacaan Yasinan dan Tahlilan pada malam Jum'at sebagai bid’ah yang haram - dengan alasan "Jangan diiktikadkan wajib"

    6. Mengatakan bahwa sedekah atau pahala tidak sampai kepada orang yang telah wafat

    7. Mengganggap penggunaan tasbih adalah bid’ah

    8. Mengganggap zikir dengan bilangan tertentu seperti 1000 (seribu), 10,000 (sepuluh ribu), dll sebagai bid’ah, tetapi kalau tidak berzikir atau lalai (al-ghaflah) tak mengapa??!!!

    9. Menolak amalan ruqiyyah syar’iyyah dalam perbuatan Islam seperti wafa’, azimat, dll

    10. Menolak zikir isim mufrad: Allah Allah

    11. Menganggap bacaan Yasin pada malam nisfu Sya’ban sebagai bid’ah yang haram

    12. Sering menafikan dan mempertikaikan keistimewaan bulan Rajab dan Sya’ban

    13. Sering mengkritik kelebihan malam Nisfu Sya’ban

    14. Mengangkat tangan sewaktu berdoa’ adalah bid’ah

    15. Memperdebatkan kedudukan solat sunat tasbih

    16. Berusaha mengharamkan wirid-wirid yang terkandung di dalam "Majmu' Sharif."

      Waktu sekarang Sun 24 Nov 2024, 16:32