oleh : Muhammad Noer adalah nama pena dari Nur Samsi, S.Ag (CH atau Certified Hypnotis)
Dengan maraknya fenomena kejahatan hipnotis jalanan, sedikit banyak membuat keresahan ditengah masyarakat. Sudah banyak korban berjatuhan. Namun belum juga ada solusi sebagi tindakan. Hipnotis jalanan tak bermoral yang tak punya kerjaan selain ngerjain orang adalah satu dari sekian banyak tipe penjahat dan bagian dari tindakan kejahatan. Dengan keahliannya dalam mempengaruhi dan mensugesti korban, para penghipnotis jalanan menjadikan keahliannya ini sebagai mata pencaharian. Menghipnotis, mensugesti dan menipu orang lain sudah menjadi pekerjaannya. Walau sebenarnya ilmu hipnotis (maksudnya hipnosis) adalah murni ilmu yang baik dan banyak mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Akan tetapi banyak disalahgunakan atau diselewengkan oleh manusia tak bermoral.
Namun karena banyaknya kejadian tindak kejahatan bermodus hipnotis yang telah menelan banyak korban, menjadikan ilmu yang sangat luar biasa ini menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Hipnosis menjadi ”monster” mengerikan, menakutkan sekaligus mematikan, yang siap memangsa korbannya kapunpun, dimanapun serta kepada siapapun. Hipnosis akhirnya dijadikan ”musuh” bersama oleh para orang yang kontra dan belum memahaminya. Terlebih dengan fenomenanya yang memang agak tidak masuk akal. Orang dapat ditidurkan dalam waktu sekejap mata. Orang dipermainkan bahkan terkesan ”dipermalukan” dengan tanpa kesadaran. Akhirnya para intelektual agamawan memposisikan dan ”memvonis” hipnosis sebagai perbuatan magic, syirik, kelenik, haram dan dipastikan dalam aksi hipnosis ada ulah-ulah setan. Padahal sesungguhnya tidak demikian. Ilmu hipnosis dapat dipergunakan dalam berbagai bidang kehidupan. Hipnosis dapat dimanfaatkan untuk banyak kemaslahatan, kebaikan dan perbaikan. Hipnosis sudah banyak diterapkan dalam berbagai lini kehidupan manusia. Para dokter sudah menggunakan ilmu ini dalam hypnoanestesi dan katalepsi. Bidan menerapkan hypnobirthing dalam membantu ibu melahirkan. Guru, hypnoteaching dalam dunia pendidikan dan pengaaran. Polisi, hypnoinvestigasi dalam mendeteksi ”pencuri”, sehingga perilaku intimidasi tak diperlukan lagi. Sales man dan sales girl telah menerapkan konsep hypnomarketing and selling. Bahkan saya dan anda sebagai orang tua juga harus menggunakan ilmu hypnoparenting dalam mendidik, membina dan mengajari anak-anak. Serta masih banyak lagi bidang kehidupan yang dapat menggunakan hipnosis sebagaimana dalam dunia pengobatan dan penyembuhan, hipnoterapi.
Sekali lagi penulis tekankan, bahwa pada hakekatnya ilmu hipnosis adalah untuk kebaikan namun ada pihak-pihak yang sudah menyalahgunakannya. Mereka adalah orang-orang yang tidak bermoral, manusia yang tidak punya kerjaan, insan bani adam yang suka kepada kejahatan dan hobi pada keburukan serta senang memakan barang yang haram. Mereka sangat senang merampas hak orang lain dan tidak mempunyai rasa perikemanusiaan. Maka dalam risalah kecil ini penulis merasa ikut terpanggil untuk membantu banyak orang agar selamat dari tipu daya penghipnotis jalanan sekaligus meluruskan kembali pengertian hipnotis yang luhur, baik dan bermanfaat.
Pada umumnya hypnosis dipahami secara negatif, bahkan orang awam menganggap hypnosis sebagai ilmu klenik, ilmu hitam, santet-pelet dan sejenisnya. Hal ini dapat dimaklumi karena hypnosis sering diidentikkan dengan korban penipuan, atau kalau ada sedikit citra positifnya, hypnosis identik dengan tayangan di televisi ngerjain orang: lelucon. Tidak! Sesungguhnya hypnosis bukan ilmu hitam atau dekat dengan kesirikan dan bukan sekedar ngerjain orang. Kesan yang saya tangkap sebelum belajar hypnosis dan NLP pun demikian. Bahkan ketika mau belajar NLP di Australia, dalam hati saya menolak materi hypnosis.
Tidak mengenal maka tak sayang, menolak sebelum mendengarkan dan memahami adalah sebuah kekeliruan besar dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang menolak mentah-mentah, tanpa mau mendengarkan, tanpa mau melihat dan merasakan, apalagi tanpa argumentasi yang logis sama dengan sedang menutup panca ideranya sebagai pintu masuknya ilmu pengetahuan. Siapa saja yang rajin menutup panca inderanya, ia terjebak dalam sebuah perangkap pembodohan diri karena pada dasarnya bertambahnya ilmu itu dari orang lain.
Kesombongan dengan cara menutup panca indera adalah jebakan pembodohan diri; sebaliknya kerendahan hati, dengan cara membuka hati dan pikiran dengan dilandasi niat positif mencari ilmu adalah awal kecerdasan manusia. Seseorang akan tumbuh menjadi lebih cerdas manakala setiap satuan waktunya mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan yang datangnya dari orang lain dan mempersyaratkan kerendahan hati bagi dirinya. Tingkat intelektualitas dan bahkan kualitas hidup seseorang akan berjalan seiring dengan tingkat kerendahan hatinya untuk mau menambah informasi/ilmu baru. Dengan demikian, semakin luas wawasan semakin berkualitas tingkat intelektualitasnya.
Kehadiran hypnosis, hendaknya dipandang dengan sikap positif sebagai setetes ilmu dari samudera ilmu pengatahuan khususnya ilmu tentang pikiran (neuro sciences). Hypnosis, bila disikapi secara positif, bukan saja menjadi energi yang kontributif terhadap persoalan-persoalan kejiwaan sesorang yang bermasalah khususnya negative mind set, tetapi kehadirannya bisa menjadi referensi dalam memahami kompleksitas persoalan kejiwaan, pengembangan diri dan interaksi dengan orang lain.
Hypnosis bukan ilmu klenik, melainkan seni komunikasi sugestif. Sepertinya berbau klenik karena seseorang bisa seketika ditidurkan lalu ”dikerjain” seenaknya. Sebenarnya yang bersangkutan tidak tidur, kalau tidur tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari si penghipnosis (subjek). Yang ”tidur”, atau tepatnya ”yang tidak diaktifkan” adalah pikiran sadarnya. Yang terjadi sesungguhnya, mengaktifkan pikiran bawah sadar terhipnosis (client) dengan seperangkat bahasa yang sugestif berikut teknik-teknik sugestif dan lingkungan yang sugestif pula sehingga membawa client ke alam pikiran bawah sadar. Melalui teknik tesrsebut, gelombang otak client memasuki alam relaksasi, atau alam ”setengah tidur”. Pada kondisi pikiran seperti itu, pikiran sadar client yang ”kritis” untuk sementara ”off”; pikiran bawah sadar yang ”tidak kritis” sangat aktif.
Apa yang terjadi ketika seorang client pikiran sadarnya yang kritis sementara ”off”? Yang terjadi hanyalah kondisi siap menerima saran-saran sugestif dan bahkan perintah apa pun dari penghipnosis (subjek) tanpa pernah menganalisis atau bahkan menolak perintah dari subjek, kecuali perintah-perintah itu bertentangan dengan keyakinannya yang paling fundamental semisal: ideologi, aqidah dan agama yang dianutnya. Sisanya, apa pun yang ditanyakan akan dijawab dengan jujur (karena pikiran bawah sadar terbiasa jujur) dan apa pun yang diperintahkan dari subjek biasanya dituruti. Client nyaris tidak pernah membantah atau protes, karena pikiran kritisnya yang suka membantah/protes dan memilikik sejuta alasan rasional sedang cuti alias ”off” gara-gara komunikasi sugestif. Demikian pendapat Waidi teman penulis.
Selain adanya fenomena penyalahgunaan ilmu hipnosis yang baik dan berguna, untuk kepentingan kejahatan. Ternyata kasus dilapangan banyak kejadian yang sebenarnya itu bukan hipnosis namun dianggap hipnosis. Ada orang yang berjalan ditrotoar atau orang yang baru mengambil uang tabungannya di sebuah Bank. Tiba-tiba muncul orang asing yang menepuk punggungnya dari belakang. Dengan kondisi kekagetan ini, orang asing tadi langsung berbicara panjang lebar penuh sopan santun, terlihat begitu simpatik dan empatik. Orang asing tersebut berlaku sok akrab, mengaku kawan lama yang tak pernah jumpa. Orang ini berbicara kesana kemari hingga tidak menyisakan waktu dan kesempatan bagi calon korbannya untuk mengkritisi. Hingga pada suatu titik klimaksnya. Semua uang dan harta kekayaan yang ada dalam tangan, kaki, anggota badan, tas dan dompet terkuras habis, ludes tak tersisa. Korban baru sadar saat orang asing yang ”mengerjainnya” pergi jauh entah kemana, hilang badan dari pandangan mata. Inilah kasus yang dinamakan fenomena CABLEK atau GENDAM namun keumuman orang menganggapnya sebagai kejadian hipnotis.
Dan kasus kejahatan dengan modus cablek atau gendam inilah yang seseungguhnya telah meresahkan dan merugikan banyak masyarakat. Praktek gendam dan cablek yang memang orientasi penuntut ilmunya untuk kepentingan kejahatan seringkali bersembunyi di balik ”baju besar” hipnosis. Dengan kata lain, hipnosis telah dikambing hitamkan. Hipnosis menjadi kambing hitam tanpa adanya pembelaan. Akhirnya masyarakat hanya mengenal hipnotis dari segi negatif. Stigma buruk, jelek, jahat, tak berperikemanusiaan, penipu dan perampok serta berbagai lebel negatif lain menempel pada punggung hipnosis dan hipnotis. Dengan semakin maraknya dunia kejahatan bermodus hipnosis atau cablek, maka semakin menambah tebal pula stigma negatif kebanyakan orang akan ilmu hipnosis ini. Ditambah lagi dengan adanya adegan aksi Romy Rafael, Uya Kuya dan acara The Master di layar kaca, semakin ”memperkeruh” suasana. Masyarakat semakin yakin bahwa hipnosis itu iedentik dengan kejahatan, kelenik, unsur magic, tidak masuk akal dan syirik serta haram mempelajarinya. Inilah realita lapangan yang sedang berkembang. Hipnosis menjadi ”kambing hitam”.
Selain sajian hangat hipnosis dan hipnotis. dalam tulisan ini pula penulis menghadirkan fenomena sihir, ilmu sihir, dukun dan para normal. Kalau ilmu-ilmu yang semacam ini, sudah dapat dipastikan bahwa ada unsur kekuatan makhluk alam gaib yang ikut bermain didalamnya. Oleh sebab kajian pembahasan terkait dengan kekuatan makhluk alam dedemit dan makhluk alam dunia kegelapan. Maka dalam tulisan ini-pun penulis menghadirkan langkah solusi yang dianggap sangat tepat, cepat, efektif dan efisien sekaligus tidak menabrak norma-norma nilai agama, bahkan ini adalah bagian dari ajaran agama. Do’a dan dzikir, ya.. itulah nilai-nilai Ilaahiah yang dapat dijadikan senjata bagi kejahatan dengan modus apapun yang berkekuatan setan dan jin.
Sihir sebagai salah satu perbuatan kufur yang diharamkan oleh Allah, dijelaskan di dalam surat Al-Baqarah ayat 102 tentang kisah dua Malaikat : ”Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syetan-syetan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan:”Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir’. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarkan ayat (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di Akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (Al-Baqarah:102)
Ayat yang mulia ini juga menunjukkan bahwa orang-orang yang mempelajari ilmu sihir, sesungguhnya mereka mempelajari hal-hal yang hanya mendatangkan mudharat bagi diri mereka sendiri, dan tidak pula mendatangkan sesuatu kebaikan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini merupakan ancaman berat yang menunjukkan betapa besar kerugian yang diderita oleh mereka di dunia ini dan di Akhirat nanti. Mereka sesungguhnya telah memperjualbelikan diri mereka dengan harga yang sangat murah, itulah sebabnya Allah berfirman : “Dan alangkah buruknya perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir itu, seandainya mereka mengetahui.”
Allah telah mensyari’atkan kepada hamba-hambaNya supaya mereka menjauhkan diri dari kejahatan sihir sebelum terjadi pada diri mereka. Allah juga menjelaskan tentang bagaimana cara pengobatan sihir bila telah terjadi. Ini merupakan rahmat dan kasih sayang Allah, kebaikan dan kesempurnaan nikmatNya kepada mereka. Para tukang sihir hendak melakukan makar kepada orang-orang yang beriman dan orang-orang yang dimusuhinya. Namun walaupun mereka hendak mengadakan makar. Allah-pun ternyata juga membuat makar. Dan makar Allah tentu saja lebih kuat dan lebih hebat dari makar-makar mereka. ”Wa makaru wa makarallah wallahu khoirul maakiriin”. Mereka hendak mengadakan makar. Dan Allah juga pembuat makar. Dan Allah adalah sebaik-baik pembuat makar. Sehingga makar para tukang sihir akan terkalahkan dengan makar yang datangnya dari Allah. Tidak akan menang para tukang sihir itu, darimanapun mereka berada, dari manapun datangnya sihir itu dan denganwasilah apapun tukang sihir mengadakan tipu dayanya. Pasti dan sangat pasti Allah akan selalu memenangkan para hamba-Nya dari kejahatan para tukang sihir itu.
Dalam risalah ini, penulis menyisipkan kajian tentang do’a, dzikir dan sihir. Do’a dan dzikir pasti rekat sekali dengan pemahaman dunia ”Tuhan”. Sementara hipnosis atau hipnotis dan sihir, lebih erat dengan dunia ”Setan”. Sehingga dua pengertian yang kontradiktif ini sangat indah jika diperpadukan. Lukisan akan semakin terlihat indah jika ada banyak warna warni yang menghiasainya. Demikian pula antara dzikir, do’a, hipnosis dan sihir akan terasa sangat indah jika dipandang dalam satu sudut pemabahasan. Dan inilah hasil dari semuanya. Semoga terasa semakin indah saja. Jika ada kejahatan dengan modus hipnosis murni, maka jalan penangkalnya adalah dengan menjaga diri dan pikiran dari pengaruh sugesti orang baru tak dikenal. Kalau kejadiannya karena pengaruh perbuatan setan dan ada campur tangan para pasukan jin dan konco-konconya, maka do’a dan dzikir adalah senjata terampuhnya. Dan inilah salah satu risalah Do’a dan Dzikir penangkal hipnotis dan sihir.
sumber http://warta-indonesia.com/hiburan-dan-gaya-hidup/gaya-hidup/137-tangkal-hipnotis-dengan-dzikir-
Dengan maraknya fenomena kejahatan hipnotis jalanan, sedikit banyak membuat keresahan ditengah masyarakat. Sudah banyak korban berjatuhan. Namun belum juga ada solusi sebagi tindakan. Hipnotis jalanan tak bermoral yang tak punya kerjaan selain ngerjain orang adalah satu dari sekian banyak tipe penjahat dan bagian dari tindakan kejahatan. Dengan keahliannya dalam mempengaruhi dan mensugesti korban, para penghipnotis jalanan menjadikan keahliannya ini sebagai mata pencaharian. Menghipnotis, mensugesti dan menipu orang lain sudah menjadi pekerjaannya. Walau sebenarnya ilmu hipnotis (maksudnya hipnosis) adalah murni ilmu yang baik dan banyak mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Akan tetapi banyak disalahgunakan atau diselewengkan oleh manusia tak bermoral.
Namun karena banyaknya kejadian tindak kejahatan bermodus hipnotis yang telah menelan banyak korban, menjadikan ilmu yang sangat luar biasa ini menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Hipnosis menjadi ”monster” mengerikan, menakutkan sekaligus mematikan, yang siap memangsa korbannya kapunpun, dimanapun serta kepada siapapun. Hipnosis akhirnya dijadikan ”musuh” bersama oleh para orang yang kontra dan belum memahaminya. Terlebih dengan fenomenanya yang memang agak tidak masuk akal. Orang dapat ditidurkan dalam waktu sekejap mata. Orang dipermainkan bahkan terkesan ”dipermalukan” dengan tanpa kesadaran. Akhirnya para intelektual agamawan memposisikan dan ”memvonis” hipnosis sebagai perbuatan magic, syirik, kelenik, haram dan dipastikan dalam aksi hipnosis ada ulah-ulah setan. Padahal sesungguhnya tidak demikian. Ilmu hipnosis dapat dipergunakan dalam berbagai bidang kehidupan. Hipnosis dapat dimanfaatkan untuk banyak kemaslahatan, kebaikan dan perbaikan. Hipnosis sudah banyak diterapkan dalam berbagai lini kehidupan manusia. Para dokter sudah menggunakan ilmu ini dalam hypnoanestesi dan katalepsi. Bidan menerapkan hypnobirthing dalam membantu ibu melahirkan. Guru, hypnoteaching dalam dunia pendidikan dan pengaaran. Polisi, hypnoinvestigasi dalam mendeteksi ”pencuri”, sehingga perilaku intimidasi tak diperlukan lagi. Sales man dan sales girl telah menerapkan konsep hypnomarketing and selling. Bahkan saya dan anda sebagai orang tua juga harus menggunakan ilmu hypnoparenting dalam mendidik, membina dan mengajari anak-anak. Serta masih banyak lagi bidang kehidupan yang dapat menggunakan hipnosis sebagaimana dalam dunia pengobatan dan penyembuhan, hipnoterapi.
Sekali lagi penulis tekankan, bahwa pada hakekatnya ilmu hipnosis adalah untuk kebaikan namun ada pihak-pihak yang sudah menyalahgunakannya. Mereka adalah orang-orang yang tidak bermoral, manusia yang tidak punya kerjaan, insan bani adam yang suka kepada kejahatan dan hobi pada keburukan serta senang memakan barang yang haram. Mereka sangat senang merampas hak orang lain dan tidak mempunyai rasa perikemanusiaan. Maka dalam risalah kecil ini penulis merasa ikut terpanggil untuk membantu banyak orang agar selamat dari tipu daya penghipnotis jalanan sekaligus meluruskan kembali pengertian hipnotis yang luhur, baik dan bermanfaat.
Pada umumnya hypnosis dipahami secara negatif, bahkan orang awam menganggap hypnosis sebagai ilmu klenik, ilmu hitam, santet-pelet dan sejenisnya. Hal ini dapat dimaklumi karena hypnosis sering diidentikkan dengan korban penipuan, atau kalau ada sedikit citra positifnya, hypnosis identik dengan tayangan di televisi ngerjain orang: lelucon. Tidak! Sesungguhnya hypnosis bukan ilmu hitam atau dekat dengan kesirikan dan bukan sekedar ngerjain orang. Kesan yang saya tangkap sebelum belajar hypnosis dan NLP pun demikian. Bahkan ketika mau belajar NLP di Australia, dalam hati saya menolak materi hypnosis.
Tidak mengenal maka tak sayang, menolak sebelum mendengarkan dan memahami adalah sebuah kekeliruan besar dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang menolak mentah-mentah, tanpa mau mendengarkan, tanpa mau melihat dan merasakan, apalagi tanpa argumentasi yang logis sama dengan sedang menutup panca ideranya sebagai pintu masuknya ilmu pengetahuan. Siapa saja yang rajin menutup panca inderanya, ia terjebak dalam sebuah perangkap pembodohan diri karena pada dasarnya bertambahnya ilmu itu dari orang lain.
Kesombongan dengan cara menutup panca indera adalah jebakan pembodohan diri; sebaliknya kerendahan hati, dengan cara membuka hati dan pikiran dengan dilandasi niat positif mencari ilmu adalah awal kecerdasan manusia. Seseorang akan tumbuh menjadi lebih cerdas manakala setiap satuan waktunya mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan yang datangnya dari orang lain dan mempersyaratkan kerendahan hati bagi dirinya. Tingkat intelektualitas dan bahkan kualitas hidup seseorang akan berjalan seiring dengan tingkat kerendahan hatinya untuk mau menambah informasi/ilmu baru. Dengan demikian, semakin luas wawasan semakin berkualitas tingkat intelektualitasnya.
Kehadiran hypnosis, hendaknya dipandang dengan sikap positif sebagai setetes ilmu dari samudera ilmu pengatahuan khususnya ilmu tentang pikiran (neuro sciences). Hypnosis, bila disikapi secara positif, bukan saja menjadi energi yang kontributif terhadap persoalan-persoalan kejiwaan sesorang yang bermasalah khususnya negative mind set, tetapi kehadirannya bisa menjadi referensi dalam memahami kompleksitas persoalan kejiwaan, pengembangan diri dan interaksi dengan orang lain.
Hypnosis bukan ilmu klenik, melainkan seni komunikasi sugestif. Sepertinya berbau klenik karena seseorang bisa seketika ditidurkan lalu ”dikerjain” seenaknya. Sebenarnya yang bersangkutan tidak tidur, kalau tidur tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari si penghipnosis (subjek). Yang ”tidur”, atau tepatnya ”yang tidak diaktifkan” adalah pikiran sadarnya. Yang terjadi sesungguhnya, mengaktifkan pikiran bawah sadar terhipnosis (client) dengan seperangkat bahasa yang sugestif berikut teknik-teknik sugestif dan lingkungan yang sugestif pula sehingga membawa client ke alam pikiran bawah sadar. Melalui teknik tesrsebut, gelombang otak client memasuki alam relaksasi, atau alam ”setengah tidur”. Pada kondisi pikiran seperti itu, pikiran sadar client yang ”kritis” untuk sementara ”off”; pikiran bawah sadar yang ”tidak kritis” sangat aktif.
Apa yang terjadi ketika seorang client pikiran sadarnya yang kritis sementara ”off”? Yang terjadi hanyalah kondisi siap menerima saran-saran sugestif dan bahkan perintah apa pun dari penghipnosis (subjek) tanpa pernah menganalisis atau bahkan menolak perintah dari subjek, kecuali perintah-perintah itu bertentangan dengan keyakinannya yang paling fundamental semisal: ideologi, aqidah dan agama yang dianutnya. Sisanya, apa pun yang ditanyakan akan dijawab dengan jujur (karena pikiran bawah sadar terbiasa jujur) dan apa pun yang diperintahkan dari subjek biasanya dituruti. Client nyaris tidak pernah membantah atau protes, karena pikiran kritisnya yang suka membantah/protes dan memilikik sejuta alasan rasional sedang cuti alias ”off” gara-gara komunikasi sugestif. Demikian pendapat Waidi teman penulis.
Selain adanya fenomena penyalahgunaan ilmu hipnosis yang baik dan berguna, untuk kepentingan kejahatan. Ternyata kasus dilapangan banyak kejadian yang sebenarnya itu bukan hipnosis namun dianggap hipnosis. Ada orang yang berjalan ditrotoar atau orang yang baru mengambil uang tabungannya di sebuah Bank. Tiba-tiba muncul orang asing yang menepuk punggungnya dari belakang. Dengan kondisi kekagetan ini, orang asing tadi langsung berbicara panjang lebar penuh sopan santun, terlihat begitu simpatik dan empatik. Orang asing tersebut berlaku sok akrab, mengaku kawan lama yang tak pernah jumpa. Orang ini berbicara kesana kemari hingga tidak menyisakan waktu dan kesempatan bagi calon korbannya untuk mengkritisi. Hingga pada suatu titik klimaksnya. Semua uang dan harta kekayaan yang ada dalam tangan, kaki, anggota badan, tas dan dompet terkuras habis, ludes tak tersisa. Korban baru sadar saat orang asing yang ”mengerjainnya” pergi jauh entah kemana, hilang badan dari pandangan mata. Inilah kasus yang dinamakan fenomena CABLEK atau GENDAM namun keumuman orang menganggapnya sebagai kejadian hipnotis.
Dan kasus kejahatan dengan modus cablek atau gendam inilah yang seseungguhnya telah meresahkan dan merugikan banyak masyarakat. Praktek gendam dan cablek yang memang orientasi penuntut ilmunya untuk kepentingan kejahatan seringkali bersembunyi di balik ”baju besar” hipnosis. Dengan kata lain, hipnosis telah dikambing hitamkan. Hipnosis menjadi kambing hitam tanpa adanya pembelaan. Akhirnya masyarakat hanya mengenal hipnotis dari segi negatif. Stigma buruk, jelek, jahat, tak berperikemanusiaan, penipu dan perampok serta berbagai lebel negatif lain menempel pada punggung hipnosis dan hipnotis. Dengan semakin maraknya dunia kejahatan bermodus hipnosis atau cablek, maka semakin menambah tebal pula stigma negatif kebanyakan orang akan ilmu hipnosis ini. Ditambah lagi dengan adanya adegan aksi Romy Rafael, Uya Kuya dan acara The Master di layar kaca, semakin ”memperkeruh” suasana. Masyarakat semakin yakin bahwa hipnosis itu iedentik dengan kejahatan, kelenik, unsur magic, tidak masuk akal dan syirik serta haram mempelajarinya. Inilah realita lapangan yang sedang berkembang. Hipnosis menjadi ”kambing hitam”.
Selain sajian hangat hipnosis dan hipnotis. dalam tulisan ini pula penulis menghadirkan fenomena sihir, ilmu sihir, dukun dan para normal. Kalau ilmu-ilmu yang semacam ini, sudah dapat dipastikan bahwa ada unsur kekuatan makhluk alam gaib yang ikut bermain didalamnya. Oleh sebab kajian pembahasan terkait dengan kekuatan makhluk alam dedemit dan makhluk alam dunia kegelapan. Maka dalam tulisan ini-pun penulis menghadirkan langkah solusi yang dianggap sangat tepat, cepat, efektif dan efisien sekaligus tidak menabrak norma-norma nilai agama, bahkan ini adalah bagian dari ajaran agama. Do’a dan dzikir, ya.. itulah nilai-nilai Ilaahiah yang dapat dijadikan senjata bagi kejahatan dengan modus apapun yang berkekuatan setan dan jin.
Sihir sebagai salah satu perbuatan kufur yang diharamkan oleh Allah, dijelaskan di dalam surat Al-Baqarah ayat 102 tentang kisah dua Malaikat : ”Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syetan-syetan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan:”Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir’. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarkan ayat (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di Akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (Al-Baqarah:102)
Ayat yang mulia ini juga menunjukkan bahwa orang-orang yang mempelajari ilmu sihir, sesungguhnya mereka mempelajari hal-hal yang hanya mendatangkan mudharat bagi diri mereka sendiri, dan tidak pula mendatangkan sesuatu kebaikan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini merupakan ancaman berat yang menunjukkan betapa besar kerugian yang diderita oleh mereka di dunia ini dan di Akhirat nanti. Mereka sesungguhnya telah memperjualbelikan diri mereka dengan harga yang sangat murah, itulah sebabnya Allah berfirman : “Dan alangkah buruknya perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir itu, seandainya mereka mengetahui.”
Allah telah mensyari’atkan kepada hamba-hambaNya supaya mereka menjauhkan diri dari kejahatan sihir sebelum terjadi pada diri mereka. Allah juga menjelaskan tentang bagaimana cara pengobatan sihir bila telah terjadi. Ini merupakan rahmat dan kasih sayang Allah, kebaikan dan kesempurnaan nikmatNya kepada mereka. Para tukang sihir hendak melakukan makar kepada orang-orang yang beriman dan orang-orang yang dimusuhinya. Namun walaupun mereka hendak mengadakan makar. Allah-pun ternyata juga membuat makar. Dan makar Allah tentu saja lebih kuat dan lebih hebat dari makar-makar mereka. ”Wa makaru wa makarallah wallahu khoirul maakiriin”. Mereka hendak mengadakan makar. Dan Allah juga pembuat makar. Dan Allah adalah sebaik-baik pembuat makar. Sehingga makar para tukang sihir akan terkalahkan dengan makar yang datangnya dari Allah. Tidak akan menang para tukang sihir itu, darimanapun mereka berada, dari manapun datangnya sihir itu dan denganwasilah apapun tukang sihir mengadakan tipu dayanya. Pasti dan sangat pasti Allah akan selalu memenangkan para hamba-Nya dari kejahatan para tukang sihir itu.
Dalam risalah ini, penulis menyisipkan kajian tentang do’a, dzikir dan sihir. Do’a dan dzikir pasti rekat sekali dengan pemahaman dunia ”Tuhan”. Sementara hipnosis atau hipnotis dan sihir, lebih erat dengan dunia ”Setan”. Sehingga dua pengertian yang kontradiktif ini sangat indah jika diperpadukan. Lukisan akan semakin terlihat indah jika ada banyak warna warni yang menghiasainya. Demikian pula antara dzikir, do’a, hipnosis dan sihir akan terasa sangat indah jika dipandang dalam satu sudut pemabahasan. Dan inilah hasil dari semuanya. Semoga terasa semakin indah saja. Jika ada kejahatan dengan modus hipnosis murni, maka jalan penangkalnya adalah dengan menjaga diri dan pikiran dari pengaruh sugesti orang baru tak dikenal. Kalau kejadiannya karena pengaruh perbuatan setan dan ada campur tangan para pasukan jin dan konco-konconya, maka do’a dan dzikir adalah senjata terampuhnya. Dan inilah salah satu risalah Do’a dan Dzikir penangkal hipnotis dan sihir.
sumber http://warta-indonesia.com/hiburan-dan-gaya-hidup/gaya-hidup/137-tangkal-hipnotis-dengan-dzikir-