Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Aku mulai membacakan dengan nama Dzat Yang Mahatinggi. Dengan memohon limpahan keberkahan atas apa yang Allah berikan dan karuniakan kepadanya (Nabi Muhammad SAW). Aku memuji dengan pujian yang sumbernya selalu membuatku menikmati. Dengan mengendarai rasa syukur yang indah. Aku pohonkan shalawat dan salam (rahmat dan kesejahteraan) atas cahaya yang disifati dengan kedahuluan (atas makhluk lain) dan keawalan (atas seluruh makhluk). Yang berpindah-pindah pada orang-orang yang mulia.
Aku memohon kepada Allah karunia keridhaan yang khusus bagi keluarga beliau yang suci. Dan umumnya bagi para sahabat, para pengikut, dan orang yang dicintainya. Dan aku meminta tolong kepada-Nya agar mendapat petunjuk untuk menempuh jalan yang jelas dan terang. Dan terpelihara dari kesesatan di tempat-tempat dan jalan-jalan kesalahan.
Aku sebar luaskan kain yang baik lagi indah tentang kisah kelahiran Nabi SAW. Dengan merangkai puisi mengenai keturunan yang mulia sebagai kalung yang membuat telinga terhias dengannya. Dan aku minta tolong dengan daya Allah Ta‘ala dan kekuatan-Nya yang kuat. Karena, sesungguhnya tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
Setelah itu aku berkata: Dia adalah junjungan kita, Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdil Muththalib. Namanya (nama Abdul Muthalib) adalah Syaibatul Hamdi, dan perilaku-perilakunya yang luhur itu terpuji. Ia putra Hasyim, yang nama sebenarnya ‘Amr, putra Abdi Manaf, yang nama sebenar- nya Mughirah, yang keluhuran itu dicitrakan kepadanya karena kemuliaan nasabnya. Ia putra Qushay, yang nama sebenarnya Mujammi’. Disebut Qushaiy karena jauhnya (ia pergi) ke negeri Qudha‘ah yang jauh. Sampai Allah Ta‘ala mengembalikannya ke tanah haram (suci) dan terhormat, lalu Dia memeliharanya dengan suatu pemeliharaan yang sesungguhnya.
Ia putra Kilab, nama sebenarnya Hakim, putra Murrah, putra Ka‘ab, putra Luayy, putra Fihr, yang nama sebenarnya Quraisy. Dan kepadanya dinasabkan semua suku Quraisy. Orang yang di atasnya adalah dari Kabilah Kinanah, sebagaimana pendapat banyak orang. Ia (Fihr) adalah putra Malik, putra Nadhr, putra Kinanah, putra Khuzaimah, putra Mudrikah, putra Ilyas. Dan Ilyas ini adalah orang pertama yang mengorbankan unta ke tanah haram (Baitul Haram). Dan di tulang punggungnya, terdengar Nabi SAW menyebut dan memenuhi panggilan Allah Ta‘ala. Ia (Ilyas) adalah putra Mudhar bin Nizar bin Ma‘ad bin Adnan. Inilah kalung yang butiran-butiran mutiaranya terangkai oleh sunnah yang tinggi. Untuk menyebutkan orang-orang di atasnya (di atas Adnan) sampai kepada Al-Khalil, Nabi Ibrahim, Syari‘ (yakni Nabi) menahan dan enggan menyebutnya. Dan tidak diragukan lagi, menurut orang-orang yang memiliki ilmu nasab, nasab Adnan sampai kepada Dzabih (orang yang akan disembelih), yakni Ismail.
Alangkah agungnya nasab itu dari untaian permata yang bintangnya gemerlapan. Bagaimana tidak, sedangkan tuan yang paling mulia (Nabi Muhammad SAW) adalah pusatnya yang terpilih. Itulah nasab yang diyakini ketinggiannya karena kebersihannya. Bintang Jauza‘ (Aries) telah merangkai bintang-bintangnya. Alangkah indahnya untaian kesempurnaan dan kemegahan, sedangkan engkau padanya merupakan permata tunggal yang terpelihara.
Alangkah mulianya keturunan yang disucikan oleh Allah Ta‘ala dari perzinaan Jahiliyyah. Zain Al-Iraqi menuturkan dan meriwayatkannya di dalam karangannya yang bagus. Tuhan memelihara nenek moyangnya yang mulia (dari perbuatan nista) karena memuliakan Muhammad, yaitu untuk menjaga namanya. Mereka meninggalkan perzinaan, maka cacat perzinaan itu tidak menimpa mereka, dari Adam sampai ayah-ibu beliau. Mereka adalah para pemimpin yang cahaya kenabian berjalan di garisgaris dahi mereka yang cemerlang. Dan jelaslah cahayanya (Nabi Muhammad) di dahi datuknya, Abdul Muththalib, dan anaknya, Abdullah.
Ketika Allah Ta‘ala menghendaki untuk menampakkan hakikatnya yang terpuji, dan memunculkannya sebagai jasmani dan ruhani dalam bentuk dan pengertiannya, Dia memindahkannya ke tempat menetapnya di kandungan Aminah Az-Zuhriyyah, dan Dzat Yang Mahadekat dan Maha Memperkenankan, mengkhususkannya (Aminah) menjadi ibu makhluk pilihan-Nya.
Diserukan di langit dan di bumi bahwa ia (Aminah) mengandungnya. Dan berembuslah angin sepoisepoi basah di pagi hari. Setelah lama gersang, bumi dipakaikan sutra tebal dari tumbuh-tumbuhan. Buahbuah menjadi masak, dan pohon-pohon mendekati orang yang akan memetiknya. Setiap binatang suku Quraisy mengucapkan dengan bahasa Arab yang fasih bahwa beliau sedang dikandung. Singgasana-singgasana raja dan berhala menjadi tersungkur pada muka dan mulutnya. Binatang-binatang liar bumi Timur dan Barat serta binatang laut saling bertemu. Seluruh alam merasakan kesenangan.
Jin memberitakan dekatnya masanya (masa kelahiran beliau), sedangkan juru tenung menjadi binasa dan para pendeta menjadi takut. Setiap orang pandai dan waspada, membicarakan beritanya dan himpunan kebaikannya yang membingungkan (alam). Ibunya di dalam tidur (mimpi) didatangi dan dikatakan kepadanya, “Sesungguhnya kamu mengandung pemimpin seluruh alam dan sebaik-baik manusia. Apabila kamu melahirkannya, namailah ia Muhammad (artinya orang yang terpuji), karena ia akan dipuji.”
Ketika genap beliau dikandung dua bulan menurut pendapat yang diriwayatkan dan termasyhur, ayahnya, Abdullah, wafat di Madinah Al-Munawwarah. Ia ketika itu telah singgah pada pamanpamannya dari Bani ‘Adiy yang termasuk kelompok Najjar. Ia tinggal di tempat mereka selama satu bulan karena sakit parah. Ketika genap beliau dikandung sembilan bulan Qamariyah menurut pendapat yang kuat, datanglah masa hilangnya haus. Pada malam kelahirannya, Asiyah dan Maryam datang kepada ibunya bersama sekelompok perempuan dari Hadhiratul Qudsiyyah.
Lalu Aminah merasakan sakitnya orang yang mau melahirkan, kemudian ia melahirkan beliau dengan cahayanya yang cemerlang. Wajahmu bagaikan matahari yang menyinari, yang karenanya malam menjadi terang benderang. Malam kelahiran beliau membawa kegembiraan dan kemegahan bagi agama, tetapi dalam pandangan orang-orang kafir tidak disukai dan merupakan wabah atas mereka. Yaitu, saat putri Wahab memperoleh kemegahan dengan melahirkannya yang tidak diperoleh wanita-wanita lain. Aminah membawa kepada kaumnya, orang yang lebih utama daripada yang dikandung sebelumnya oleh Maryam yang perawan.
Terus-menerus kabar gembira memberitakan bahwa insan pilihan telah dilahirkan dan benarlah kegembiraan itu. Demikianlah, para imam yang memiliki riwayat dan pemikiran, memandang baik untuk berdiri ketika menyebutkan kelahirannya yang mulia. Maka kebaikanlah yang didapatkan orang yang penghormatannya terhadap Nabi SAW sampai ke puncak harapan dan tujuan.
Beliau lahir dengan meletakkan kedua tangannya di atas tanah dengan mengangkat kepalanya ke langit yang tinggi. Dengan mengangkatnya itu beliau mengisyaratkan kepemimpinannya (atas makhluk) dan ketinggian (akhlaq)-nya. Beliau juga mengisyaratkan ketinggian derajatnya atas seluruh manusia. Dan sesungguhnya beliau adalah orang yang dicintai dan baik naluri dan perangainya. Ibunya memanggil Abdul Muththalib yang ketika itu sedang thawaf pada bangunan itu (Ka‘bah). Lalu ia datang segera dan memandangnya, dan ia memperoleh kegembiraan yang dicita-citakannya.
Abdul Muththalib lalu memasukkannya ke Ka‘bah yang cemerlang dan mulai berdoa dengan niat yang tulus (ikhlas). Ia bersyukur kepada Allah Ta‘ala atas apa yang telah dianugerahkan dan diberikan kepadanya. Beliau dilahirkan dalam keadaan bersih, telah dikhitan, dan dipotong pusatnya dengan tangan (kekuasaan) Tuhannya. Harum, berminyak rambut, dan sepasang matanya telah bercelak dengan celak dari Tuhan. Dan ada pendapat yang mengatakan, kakeknya mengkhitankannya setelah tujuh malam.
Ia selenggarakan walimah, memberi makan orang, dan memberi nama kepadanya Muhammad dan ia muliakan kedudukannya.
Ketika beliau lahir, tampaklah beberapa hal yang luar biasa dan hal-hal ghaib yang asing sebagai irhash (hal-hal luar biasa yang Allah berikan kepada seorang nabi dan rasul sebelum diangkat) bagi kenabiannya dan pemberitahuan bahwa beliau adalah orang yang dipilih oleh Allah Ta‘ala. Langit ditambah penjagaannya dan ditolak darinya (dari langit) para jin dan setan. Bintang-bintang yang bersinar itu merajam setiap setan yang naik. Bintang-bintang yang cemerlang menunduk kepada beliau.
Lembah dan bukit di Makkah tersinari dengan cahayanya. Bersama beliau keluarlah cahaya yang menerangi istana-istana kaisar di Syam (Syiria). Maka orang yang rumah dan tempat tinggalnya di Makkah melihatnya. Dan menjadi retak istana kaisar di Madain yang bangunannya ditinggikan dan dibangun oleh Anusyarwan. Empat belas menara yang tinggi roboh. Kerajaan Kisra binasa karena terkejut dengan apa yang menimpanya dan sampai kepadanya. Padam pula api yang disembah di Kerajaan Persi karena munculnya cahaya yang menerangi dan sinar wajahnya. Dan surutlah Danau Sawah yang terletak di antara Hamadzan dan Qum di negeri ‘Ajam (negeri non-Arab), keringlah sumber-sumber air itu pada waktu tercegahnya tetesan yang banyak mengalir. Dan meluaplah Lembah Samawah, dan itu menjadi keberuntungan terhadap tanah dan padang pasir. Sebelumnya di tempat itu tidak ada air untuk orang yang haustenggorokannya.
Kelahiran beliau adalah di tempat yang dikenal dengan Irash di Makkah. Dan negeri yang pohonnya tidak ditebang dan pohon-pohon perdunya tidak dipotong. Ada perbedaan pendapat mengenai tahun kelahirannya, bulan dan harinya. Tetapi pendapat yang kuat menyebutkan, kelahiran itu menjelang fajar hari Senin tanggal dua belas bulan Rabi‘ul Awwal tahun Gajah, kala itu Allah mencegah gajah untuk sampai ke Ka‘bah dan Dia menjaganya.
Ibunya menyusuinya beberapa hari, kemudian beliau disusui oleh Tsuwaibah Al-Aslamiyah. Ia perempuan yang telah dimerdekakan oleh Abu Lahab ketika ia datang kepadanya memberitahukan kabar gembira kelahiran beliau. Tsuwaibah menyusui beliau bersama dengan anak laki-lakinya, Masruh dan Abu Salamah, dan ia memuliakan dan sayang kepada beliau. Sebelumnya ia menyusui Hamzah, yang amalnya terpuji dalam menolong agama Islam.
Beliau mengirim kepadanya (kepada Tsuwaibah, yakni setelah beliau dewasa) belanja dan pakaian dari Madinah yang layak untuknya, sampai kematian datang kepadanya dan kubur menutupinya. Ada pendapat yang mengatakan, ia tetap mengikuti agama kaumnya, orang-orang Jahiliyyah. Tapi ada pula yang mengatakan, ia masuk Islam. Ibnu Mundah menyebutkan adanya perbedaan pendapat itu.Kemudian beliau disusui oleh Halimah As-Sa‘diyah.
Dulunya setiap kaum menolak dan enggan menyusukan bayinya kepadanya karena miskinnya. Lalu kehidupannya menjadi lebih baik setelah sempit malam sebelumnya (artinya, dalam waktu sekejap setelah menyusui beliau, keadaannya sangat berubah).
Susunya penuh dengan air susu. Bagian kanan payudaranya untuk menyusui Nabi Muhammad, dan susu yang lain untuk menyusui saudaranya (saudara sepersusuan). Maka Halimah menjadi kaya setelah sebelumnya kurus dan miskin. Unta dan kambingnya yang kurus menjadi gemuk. Dan hilanglah semua bencana dan musibah darinya. Kebahagiaan menyulam kerudung kehidupannya.
Aku mulai membacakan dengan nama Dzat Yang Mahatinggi. Dengan memohon limpahan keberkahan atas apa yang Allah berikan dan karuniakan kepadanya (Nabi Muhammad SAW). Aku memuji dengan pujian yang sumbernya selalu membuatku menikmati. Dengan mengendarai rasa syukur yang indah. Aku pohonkan shalawat dan salam (rahmat dan kesejahteraan) atas cahaya yang disifati dengan kedahuluan (atas makhluk lain) dan keawalan (atas seluruh makhluk). Yang berpindah-pindah pada orang-orang yang mulia.
Aku memohon kepada Allah karunia keridhaan yang khusus bagi keluarga beliau yang suci. Dan umumnya bagi para sahabat, para pengikut, dan orang yang dicintainya. Dan aku meminta tolong kepada-Nya agar mendapat petunjuk untuk menempuh jalan yang jelas dan terang. Dan terpelihara dari kesesatan di tempat-tempat dan jalan-jalan kesalahan.
Aku sebar luaskan kain yang baik lagi indah tentang kisah kelahiran Nabi SAW. Dengan merangkai puisi mengenai keturunan yang mulia sebagai kalung yang membuat telinga terhias dengannya. Dan aku minta tolong dengan daya Allah Ta‘ala dan kekuatan-Nya yang kuat. Karena, sesungguhnya tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
Setelah itu aku berkata: Dia adalah junjungan kita, Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdil Muththalib. Namanya (nama Abdul Muthalib) adalah Syaibatul Hamdi, dan perilaku-perilakunya yang luhur itu terpuji. Ia putra Hasyim, yang nama sebenarnya ‘Amr, putra Abdi Manaf, yang nama sebenar- nya Mughirah, yang keluhuran itu dicitrakan kepadanya karena kemuliaan nasabnya. Ia putra Qushay, yang nama sebenarnya Mujammi’. Disebut Qushaiy karena jauhnya (ia pergi) ke negeri Qudha‘ah yang jauh. Sampai Allah Ta‘ala mengembalikannya ke tanah haram (suci) dan terhormat, lalu Dia memeliharanya dengan suatu pemeliharaan yang sesungguhnya.
Ia putra Kilab, nama sebenarnya Hakim, putra Murrah, putra Ka‘ab, putra Luayy, putra Fihr, yang nama sebenarnya Quraisy. Dan kepadanya dinasabkan semua suku Quraisy. Orang yang di atasnya adalah dari Kabilah Kinanah, sebagaimana pendapat banyak orang. Ia (Fihr) adalah putra Malik, putra Nadhr, putra Kinanah, putra Khuzaimah, putra Mudrikah, putra Ilyas. Dan Ilyas ini adalah orang pertama yang mengorbankan unta ke tanah haram (Baitul Haram). Dan di tulang punggungnya, terdengar Nabi SAW menyebut dan memenuhi panggilan Allah Ta‘ala. Ia (Ilyas) adalah putra Mudhar bin Nizar bin Ma‘ad bin Adnan. Inilah kalung yang butiran-butiran mutiaranya terangkai oleh sunnah yang tinggi. Untuk menyebutkan orang-orang di atasnya (di atas Adnan) sampai kepada Al-Khalil, Nabi Ibrahim, Syari‘ (yakni Nabi) menahan dan enggan menyebutnya. Dan tidak diragukan lagi, menurut orang-orang yang memiliki ilmu nasab, nasab Adnan sampai kepada Dzabih (orang yang akan disembelih), yakni Ismail.
Alangkah agungnya nasab itu dari untaian permata yang bintangnya gemerlapan. Bagaimana tidak, sedangkan tuan yang paling mulia (Nabi Muhammad SAW) adalah pusatnya yang terpilih. Itulah nasab yang diyakini ketinggiannya karena kebersihannya. Bintang Jauza‘ (Aries) telah merangkai bintang-bintangnya. Alangkah indahnya untaian kesempurnaan dan kemegahan, sedangkan engkau padanya merupakan permata tunggal yang terpelihara.
Alangkah mulianya keturunan yang disucikan oleh Allah Ta‘ala dari perzinaan Jahiliyyah. Zain Al-Iraqi menuturkan dan meriwayatkannya di dalam karangannya yang bagus. Tuhan memelihara nenek moyangnya yang mulia (dari perbuatan nista) karena memuliakan Muhammad, yaitu untuk menjaga namanya. Mereka meninggalkan perzinaan, maka cacat perzinaan itu tidak menimpa mereka, dari Adam sampai ayah-ibu beliau. Mereka adalah para pemimpin yang cahaya kenabian berjalan di garisgaris dahi mereka yang cemerlang. Dan jelaslah cahayanya (Nabi Muhammad) di dahi datuknya, Abdul Muththalib, dan anaknya, Abdullah.
Ketika Allah Ta‘ala menghendaki untuk menampakkan hakikatnya yang terpuji, dan memunculkannya sebagai jasmani dan ruhani dalam bentuk dan pengertiannya, Dia memindahkannya ke tempat menetapnya di kandungan Aminah Az-Zuhriyyah, dan Dzat Yang Mahadekat dan Maha Memperkenankan, mengkhususkannya (Aminah) menjadi ibu makhluk pilihan-Nya.
Diserukan di langit dan di bumi bahwa ia (Aminah) mengandungnya. Dan berembuslah angin sepoisepoi basah di pagi hari. Setelah lama gersang, bumi dipakaikan sutra tebal dari tumbuh-tumbuhan. Buahbuah menjadi masak, dan pohon-pohon mendekati orang yang akan memetiknya. Setiap binatang suku Quraisy mengucapkan dengan bahasa Arab yang fasih bahwa beliau sedang dikandung. Singgasana-singgasana raja dan berhala menjadi tersungkur pada muka dan mulutnya. Binatang-binatang liar bumi Timur dan Barat serta binatang laut saling bertemu. Seluruh alam merasakan kesenangan.
Jin memberitakan dekatnya masanya (masa kelahiran beliau), sedangkan juru tenung menjadi binasa dan para pendeta menjadi takut. Setiap orang pandai dan waspada, membicarakan beritanya dan himpunan kebaikannya yang membingungkan (alam). Ibunya di dalam tidur (mimpi) didatangi dan dikatakan kepadanya, “Sesungguhnya kamu mengandung pemimpin seluruh alam dan sebaik-baik manusia. Apabila kamu melahirkannya, namailah ia Muhammad (artinya orang yang terpuji), karena ia akan dipuji.”
Ketika genap beliau dikandung dua bulan menurut pendapat yang diriwayatkan dan termasyhur, ayahnya, Abdullah, wafat di Madinah Al-Munawwarah. Ia ketika itu telah singgah pada pamanpamannya dari Bani ‘Adiy yang termasuk kelompok Najjar. Ia tinggal di tempat mereka selama satu bulan karena sakit parah. Ketika genap beliau dikandung sembilan bulan Qamariyah menurut pendapat yang kuat, datanglah masa hilangnya haus. Pada malam kelahirannya, Asiyah dan Maryam datang kepada ibunya bersama sekelompok perempuan dari Hadhiratul Qudsiyyah.
Lalu Aminah merasakan sakitnya orang yang mau melahirkan, kemudian ia melahirkan beliau dengan cahayanya yang cemerlang. Wajahmu bagaikan matahari yang menyinari, yang karenanya malam menjadi terang benderang. Malam kelahiran beliau membawa kegembiraan dan kemegahan bagi agama, tetapi dalam pandangan orang-orang kafir tidak disukai dan merupakan wabah atas mereka. Yaitu, saat putri Wahab memperoleh kemegahan dengan melahirkannya yang tidak diperoleh wanita-wanita lain. Aminah membawa kepada kaumnya, orang yang lebih utama daripada yang dikandung sebelumnya oleh Maryam yang perawan.
Terus-menerus kabar gembira memberitakan bahwa insan pilihan telah dilahirkan dan benarlah kegembiraan itu. Demikianlah, para imam yang memiliki riwayat dan pemikiran, memandang baik untuk berdiri ketika menyebutkan kelahirannya yang mulia. Maka kebaikanlah yang didapatkan orang yang penghormatannya terhadap Nabi SAW sampai ke puncak harapan dan tujuan.
Beliau lahir dengan meletakkan kedua tangannya di atas tanah dengan mengangkat kepalanya ke langit yang tinggi. Dengan mengangkatnya itu beliau mengisyaratkan kepemimpinannya (atas makhluk) dan ketinggian (akhlaq)-nya. Beliau juga mengisyaratkan ketinggian derajatnya atas seluruh manusia. Dan sesungguhnya beliau adalah orang yang dicintai dan baik naluri dan perangainya. Ibunya memanggil Abdul Muththalib yang ketika itu sedang thawaf pada bangunan itu (Ka‘bah). Lalu ia datang segera dan memandangnya, dan ia memperoleh kegembiraan yang dicita-citakannya.
Abdul Muththalib lalu memasukkannya ke Ka‘bah yang cemerlang dan mulai berdoa dengan niat yang tulus (ikhlas). Ia bersyukur kepada Allah Ta‘ala atas apa yang telah dianugerahkan dan diberikan kepadanya. Beliau dilahirkan dalam keadaan bersih, telah dikhitan, dan dipotong pusatnya dengan tangan (kekuasaan) Tuhannya. Harum, berminyak rambut, dan sepasang matanya telah bercelak dengan celak dari Tuhan. Dan ada pendapat yang mengatakan, kakeknya mengkhitankannya setelah tujuh malam.
Ia selenggarakan walimah, memberi makan orang, dan memberi nama kepadanya Muhammad dan ia muliakan kedudukannya.
Ketika beliau lahir, tampaklah beberapa hal yang luar biasa dan hal-hal ghaib yang asing sebagai irhash (hal-hal luar biasa yang Allah berikan kepada seorang nabi dan rasul sebelum diangkat) bagi kenabiannya dan pemberitahuan bahwa beliau adalah orang yang dipilih oleh Allah Ta‘ala. Langit ditambah penjagaannya dan ditolak darinya (dari langit) para jin dan setan. Bintang-bintang yang bersinar itu merajam setiap setan yang naik. Bintang-bintang yang cemerlang menunduk kepada beliau.
Lembah dan bukit di Makkah tersinari dengan cahayanya. Bersama beliau keluarlah cahaya yang menerangi istana-istana kaisar di Syam (Syiria). Maka orang yang rumah dan tempat tinggalnya di Makkah melihatnya. Dan menjadi retak istana kaisar di Madain yang bangunannya ditinggikan dan dibangun oleh Anusyarwan. Empat belas menara yang tinggi roboh. Kerajaan Kisra binasa karena terkejut dengan apa yang menimpanya dan sampai kepadanya. Padam pula api yang disembah di Kerajaan Persi karena munculnya cahaya yang menerangi dan sinar wajahnya. Dan surutlah Danau Sawah yang terletak di antara Hamadzan dan Qum di negeri ‘Ajam (negeri non-Arab), keringlah sumber-sumber air itu pada waktu tercegahnya tetesan yang banyak mengalir. Dan meluaplah Lembah Samawah, dan itu menjadi keberuntungan terhadap tanah dan padang pasir. Sebelumnya di tempat itu tidak ada air untuk orang yang haustenggorokannya.
Kelahiran beliau adalah di tempat yang dikenal dengan Irash di Makkah. Dan negeri yang pohonnya tidak ditebang dan pohon-pohon perdunya tidak dipotong. Ada perbedaan pendapat mengenai tahun kelahirannya, bulan dan harinya. Tetapi pendapat yang kuat menyebutkan, kelahiran itu menjelang fajar hari Senin tanggal dua belas bulan Rabi‘ul Awwal tahun Gajah, kala itu Allah mencegah gajah untuk sampai ke Ka‘bah dan Dia menjaganya.
Ibunya menyusuinya beberapa hari, kemudian beliau disusui oleh Tsuwaibah Al-Aslamiyah. Ia perempuan yang telah dimerdekakan oleh Abu Lahab ketika ia datang kepadanya memberitahukan kabar gembira kelahiran beliau. Tsuwaibah menyusui beliau bersama dengan anak laki-lakinya, Masruh dan Abu Salamah, dan ia memuliakan dan sayang kepada beliau. Sebelumnya ia menyusui Hamzah, yang amalnya terpuji dalam menolong agama Islam.
Beliau mengirim kepadanya (kepada Tsuwaibah, yakni setelah beliau dewasa) belanja dan pakaian dari Madinah yang layak untuknya, sampai kematian datang kepadanya dan kubur menutupinya. Ada pendapat yang mengatakan, ia tetap mengikuti agama kaumnya, orang-orang Jahiliyyah. Tapi ada pula yang mengatakan, ia masuk Islam. Ibnu Mundah menyebutkan adanya perbedaan pendapat itu.Kemudian beliau disusui oleh Halimah As-Sa‘diyah.
Dulunya setiap kaum menolak dan enggan menyusukan bayinya kepadanya karena miskinnya. Lalu kehidupannya menjadi lebih baik setelah sempit malam sebelumnya (artinya, dalam waktu sekejap setelah menyusui beliau, keadaannya sangat berubah).
Susunya penuh dengan air susu. Bagian kanan payudaranya untuk menyusui Nabi Muhammad, dan susu yang lain untuk menyusui saudaranya (saudara sepersusuan). Maka Halimah menjadi kaya setelah sebelumnya kurus dan miskin. Unta dan kambingnya yang kurus menjadi gemuk. Dan hilanglah semua bencana dan musibah darinya. Kebahagiaan menyulam kerudung kehidupannya.