Begitulah pertanyaan yang akhir-akhir ini banyak muncul ke permukaan. Sudah banyak yang membahas masalah ini baik di buku-buku, majalah, radio-radio, bahkan di artikel-artikel internet. Yang biasanya jika pernyataan tersebut berasal dari kelompok W****I, sudah jelas sholawat yang mulia ini tidak boleh diamalkan. Kita TST ajadeh
Namun inilah penjelasan dari Guru Kita, Habib Munzir Almusawa yang lebih menerangkan hati kita, yang lebih bisa kita jadikan pegangan
mengenai shalawat nariyah,
Rahmat dan Cahaya keridhoan Nya swt semoga selalu mengiringi hari hari anda,
Saudaraku yg kumuliakan,
tidak ada dari isinya yg bertentangan dg syariah, makna kalimat : yang dengan beliau terurai segala ikatan, hilang segala kesedihan, dipenuhi segala kebutuhan, dicapai segala keinginan dan kesudahan yang baik, serta”, adalah kiasan, bahwa beliau saw pembawa Alqur’an, pembawa hidayah, pembawa risalah, yg dg itu semualah terurai segala ikatan dosa dan sihir, hilang segala kesedihan yaitu dengan sakinah, khusyu dan selamat dari siksa neraka, dipenuhi segala kebutuhan oleh Allah swt, dicapai segala keinginan dan kesudahan yang baik yaitu husnul
khatimah dan sorga,
ini adalah kiasan saja dari sastra balaghah arab dari cinta, sebagaimana pujian Abbas bin
Abdulmuttalib ra kepada Nabi saw dihadapan beliau saw : “… dan engkau (wahai nabi saw) saat hari kelahiranmu maka terbitlah cahaya dibumi hingga terang benderang, dan langit bercahaya dengan cahayamu, dan kami kini dalam naungan cahaya itu dan dalam tuntunan kemuliaan (Al Qur’an) kami terus mendalaminya”
(Mustadrak ‘ala shahihain hadits no.5417), tentunya bumi dan langit tidak bercahaya terang yg terlihat mata, namun kiasan tentang kebangkitan risalah.
Sebagaimana ucapan Abu Hurairah ra : “Wahai Rasulullah, bila kami dihadapanmu maka jiwa kami khusyu” (shahih Ibn Hibban hadits no.7387), “Wahai Rasulullah, bila kami melihat wajahmu maka jiwa kami khusyu” (Musnad Ahmad hadits no.8030)
semua orang yg mengerti bahasa arab memahami ini, Cuma kalau mereka tak faham bahasa maka
langsung memvonis musyrik, tentunya dari dangkalnya pemahaman atas tauhid,
mengenai kalimat diminta hujan dengan wajahnya yang mulia, adalah cermin dari bertawassul pada
beliau saw para sahabat sebagaimana riwayat shahih Bukhari.
--
mengenai bacaan 4444X atau lainnya itu adalah ucapan sebagian ulama, tidak wajib dipercayai dan
tidak ada larangan untuk mengamalkannya,--
shalawat ini bukan berasal dari Rasul saw, namun siapapun boleh membuat shalawat atas nabi
saw, sayyidina Abubakar shiddiq ra membuat shalawat atas nabi saw, Sayyidina Ali bin abi thalib kw membuat shalawat, juga para Imam dan Muhadditsin, shalawat Imam Nawawi, Shalawat Imam Shazili, dan banyak lagi, bahkan banyak para muhadditsin yg membuat maulid, bukan hanya shalawat.--
syirik?, yah..
syirik tentunya bagi orang orang wahabi, mereka memang tak diperuntukkan untuk mendapat kemuliaan shalawat, kasihan juga kalau Abubakar shiddiq dibilang syirik, juga Ali bin Abi Thalib kw, juga para muhadditsin lainnya,karena mereka membuat shalawat,
Hanya wahabi saja yg mengingkarinya dari dangkalnya pemahaman mereka pada tauhid dan ilmu
hadits.
Walillahittaufiq
Very Happy
Namun inilah penjelasan dari Guru Kita, Habib Munzir Almusawa yang lebih menerangkan hati kita, yang lebih bisa kita jadikan pegangan
mengenai shalawat nariyah,
Rahmat dan Cahaya keridhoan Nya swt semoga selalu mengiringi hari hari anda,
Saudaraku yg kumuliakan,
tidak ada dari isinya yg bertentangan dg syariah, makna kalimat : yang dengan beliau terurai segala ikatan, hilang segala kesedihan, dipenuhi segala kebutuhan, dicapai segala keinginan dan kesudahan yang baik, serta”, adalah kiasan, bahwa beliau saw pembawa Alqur’an, pembawa hidayah, pembawa risalah, yg dg itu semualah terurai segala ikatan dosa dan sihir, hilang segala kesedihan yaitu dengan sakinah, khusyu dan selamat dari siksa neraka, dipenuhi segala kebutuhan oleh Allah swt, dicapai segala keinginan dan kesudahan yang baik yaitu husnul
khatimah dan sorga,
ini adalah kiasan saja dari sastra balaghah arab dari cinta, sebagaimana pujian Abbas bin
Abdulmuttalib ra kepada Nabi saw dihadapan beliau saw : “… dan engkau (wahai nabi saw) saat hari kelahiranmu maka terbitlah cahaya dibumi hingga terang benderang, dan langit bercahaya dengan cahayamu, dan kami kini dalam naungan cahaya itu dan dalam tuntunan kemuliaan (Al Qur’an) kami terus mendalaminya”
(Mustadrak ‘ala shahihain hadits no.5417), tentunya bumi dan langit tidak bercahaya terang yg terlihat mata, namun kiasan tentang kebangkitan risalah.
Sebagaimana ucapan Abu Hurairah ra : “Wahai Rasulullah, bila kami dihadapanmu maka jiwa kami khusyu” (shahih Ibn Hibban hadits no.7387), “Wahai Rasulullah, bila kami melihat wajahmu maka jiwa kami khusyu” (Musnad Ahmad hadits no.8030)
semua orang yg mengerti bahasa arab memahami ini, Cuma kalau mereka tak faham bahasa maka
langsung memvonis musyrik, tentunya dari dangkalnya pemahaman atas tauhid,
mengenai kalimat diminta hujan dengan wajahnya yang mulia, adalah cermin dari bertawassul pada
beliau saw para sahabat sebagaimana riwayat shahih Bukhari.
--
mengenai bacaan 4444X atau lainnya itu adalah ucapan sebagian ulama, tidak wajib dipercayai dan
tidak ada larangan untuk mengamalkannya,--
shalawat ini bukan berasal dari Rasul saw, namun siapapun boleh membuat shalawat atas nabi
saw, sayyidina Abubakar shiddiq ra membuat shalawat atas nabi saw, Sayyidina Ali bin abi thalib kw membuat shalawat, juga para Imam dan Muhadditsin, shalawat Imam Nawawi, Shalawat Imam Shazili, dan banyak lagi, bahkan banyak para muhadditsin yg membuat maulid, bukan hanya shalawat.--
syirik?, yah..
syirik tentunya bagi orang orang wahabi, mereka memang tak diperuntukkan untuk mendapat kemuliaan shalawat, kasihan juga kalau Abubakar shiddiq dibilang syirik, juga Ali bin Abi Thalib kw, juga para muhadditsin lainnya,karena mereka membuat shalawat,
Hanya wahabi saja yg mengingkarinya dari dangkalnya pemahaman mereka pada tauhid dan ilmu
hadits.
Walillahittaufiq
Very Happy